22.30
0

Tak Pernah Salah~Sobat semilir, ketika anak kita masih kecil dan baru saja belajar jalan, sudah bisa tertatih-tatih setapak demi setapak melangkah, tidak jarang dan tanpa sengaja ia menabrak kursi/meja. Kemudian ia menangis. Pada umumnya yang dilakukan para orang tua agar tangisan sang anak berhenti adalah dengan cara memukul kursi/meja yang ditabrak oleh sianak sambil mengatakan, “Siapa yang nakal ? Ini ya, sudah Papa/Mama pukul kursi/mejanya…sudah ya cup…cup…diem ya…” Akhirnya si anak pun terdiam. Benarkah pola didik anak yang kita lakukan ?
Ketika proses pemukulan terhadap benda yang baru saja mereka tabrak terjadi, sebenarnya kita telah mengajarkan kepada anak kita bahwa ia tak pernah salah. Yang salah justru orang/benda lain. Pemikiran ini akan terus terbawa seiring tumbuh kembangnya hingga ia dewasa. Akibatnya setiap ia mengalami peristiwa dan terjadi kekeliruan maupun kesalahan, maka yang keliru atau yang salah adalah orang lain, dan dirinya selalu benar, tak pernah salah,, sehingga yang pantas di hukum adalah orang lain yang tidak melakukan kesalahan.
Lalu, apa yang sebaiknya harus kita lakukan ? Yang mesti kita lakukan yaitu mengajari ia untuk bertanggung jawab atas apa yang terjadi. Sebaiknya katakan padanya (sambil mengusap bagian yang menurutnya terasa sakit) “Sayang, kamu tadi terbentur ya. Sakit ya? Lain kali hati-hati ya, jalannya pelan-pelan saja dulu, supaya tidak membentur lagi. Ya sayang ya, yuk, coba lagi jalannya, kamu bisa". Begitu.
Inilah sebuah kebiasaan dan pola didik terhadap anak dirumah yang jamak berlaku dimasyarakat kita, semoga kita dapat mendidik anak kita dengan baik dan tidak memposisikan dia pada posisi yang tak pernah salah. Semoga bermanfaat~Semilir hati (Dari berbagai sumber)

0 comments:

Posting Komentar

Jika sobat merasa informasi ini bermanfaat, silahkan sobat memberikan komentar. Jika sobat hendak men-COPY ARTIKEL INI, MOHON KIRANYA MENCANTUMKAN SUMBERNYA, MARI KITA SALING MENGHARGAI HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL. Jangan lupa, klik Google+ diside bar sebelah kiri