14.40
0

Berbenah Diri Untuk Hijrah Dipergantian Tahun Hijriyah,
 السلام عليكم ورحمة الله وبركاته Tanpa terasa, InsyaAllah tinggal 1 hari lagi tahun ini akan berganti, 1432 H akan segera berlalu, 1433 H akan segera menjelang. Hal ini merupakan perkara yang banyak dilupakan oleh sebahagian kaum muslimin khususnya generasi muda, bahwa sesungguhnya pergantian tahun ini mengisyaratkan sudah semakin dekatnya diri kita dengan titik akhir kehidupan. Yang lebih parah lagi, bahwa tidak ada makna pergantian tahun Hijriyah ini jika dibandingkan pergantian tahun Masehi. Meski sesungguhnya 2 penanggalan waktu ini memiliki arti dan makna yang bertolak belakang satu dengan lainnya.
Kita lihat, sebahagian generasi muda Islam ketika akan terjadi pergantian tahun Masehi, jauh hari sebelumnya sudah sibuk menyusun dan mengatur rencana. Ada yang bersiap-siap untuk bergadang semalam suntuk sambil bakar ayam bahkan dengan minum-minuman keras. Ada yang akan menghabiskan akhir tahun dengan piknik keluar kota. Ada yang pada malam pergantian tahun berkeliling kota sambil berteriak-teriak, konvoi dengan kendaraan dan meniup terompet yang entah apa maknanya, hanya mengganggu istirahat orang lain, kemudian nanti secara bersama-sama tepat pukul 00 meniup terompet secara serentak. Yang lebih parah lagi ada yang bersama pasangan-pasangan mereka yang belum menikah, mereka "checkin" dihotel, merayakan malam pergantian tahun dengan pasangannya. Nauzubillah, apa yang terjadi ? Sudah pasti perzinahan. Apa yang diperoleh dari malam pergantian tahun tersebut. Adakah dia bernilai insrospeksi terhadap tahun yang telah lewat dan rencana perbaikan untuk tahun yang akan datang ? Dengan dalih tahun depan merupakan tahun penuh harapan, tetapi memulainya dengan bermaksiat kepada Allah Azza Wajalla siapakah yang dapat menjamin bahwa tahun depan menjadi lebih baik ? Padahal kita senantiasa berharap hari esok lebih baik dari hari sekarang.
Saudaraku khususnya generasi muda Islam, Islam memiliki penanggalan Hijriyah, yang padanya dipautkan masa-masa amalan yang dianjurkan. Berbeda halnya dengan perayaan tahun baru Masehi, tahun baru hijriyah diisi dengan renungan, muhasabah, introspeksi terhadap kualitas hidup kita dimasa yang lewat. Apakah itu kualitas ibadah, muamalah. Saya belum pernah mendengar ada yang merayakan pergantian tahun hijriyah dengan bergadang, meniup terompet, bernyanyi-nyanyi dan perbuatan sia-sia lainnya. Pemaknaan hijriyah yang artinya berpindah kepada sesuatu yang lebih baik, tentu memerlukan proses perenungan. Kita akan mengukur kadar hidup kita yang lalu apakah sudah baik, banyak kesalahankah atau tingkat ketaatan kepada Allah yang belum seberapa, untuk kemudian disisa umur yang ada, disisa kehidupan kita, kita dapat menjadikan sisa hidup yang berkualitas dimata Allah Azza Wajalla.
Saya menasehati diri saya sendiri dan juga saudara-saudara seiman khususnya generasi muda Islam, janganlah terlena dengan budaya dan adat istiadat yang tidak bersumber dari Islam, apalagi ajaran-ajaran yang bersumber diluar Islam. Bijak lah kita untuk memilah dan memilih akan apa yang dapat kita ikut merayakannya dan mana yang tidak, jangan hanya karena gengsi, harga diri, ikut-ikutan tanpa tahu arti dan makna sesungguhnya justru menjerumuskan kita ke era kehidupan yang lebih buruk dari kehidupan kita sebelumnya. Marilah kita Berbenah Diri Untuk Hijrah Dipergantian Tahun Hijriyah, dimulai dari diri sendiri, dimulai dari hal-hal yang kecil dan dimulai dari sekarang, di awal pergantian tahun 1432 ke 1433 hijriyah ini. Amiin. Semoga Allah Azza Wajalla memberkahi usaha dan upaya kita untuk menjadikan diri kita lebih baik. Wallahu A'lam~Semilir hati.

0 comments:

Posting Komentar

Jika sobat merasa informasi ini bermanfaat, silahkan sobat memberikan komentar. Jika sobat hendak men-COPY ARTIKEL INI, MOHON KIRANYA MENCANTUMKAN SUMBERNYA, MARI KITA SALING MENGHARGAI HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL. Jangan lupa, klik Google+ diside bar sebelah kiri