19.45
0

Metamorfosis Garuda Muda~Harus diakui bahwa betapapun cantiknya permainan, sengitnya perlawanan, gigihnya semangat juang dan tekad, pada akhirnya harus ada yang menang dan harus ada yang kalah. Dan itu ditunjukkan diakhirnya, siapa yang memiliki skor tertinggi meski tipis, dialah yang menang.
Kita melihat betapa gigihnya gruda muda bertarung melawan harimau malaya, ball position yang baik, perlawanan yang gigih, namun akhirnya garuda muda mesti mengakui bahwa harimau malaya mesti menjadi yang pertama. Sedih dan kecewa manusiawi menghinggapi para supporter pencinta sepakbola tanah air, pendukung garuda muda. Tapi ini adalah sebuah proses, proses untuk menjadi lebih dewasa, lebih baik asal kita mau belajar dari apa yang telah dilalui.
Ketika ulat berubah menjadi kepompong dan akan bermetamorfosis menjadi kupu-kupu, mereka akan berusaha keras dalam merusak balutan sutra ditubuhnya. Ketika kopompong itu mampu merusak balutan dirinya maka dia bisa terbang dengan sehat dan semangat. Jadilah kupu-kupu yang menarik dan bisa terbang kesana kemarin. Berbeda ketika si kupu-kupu yang sedang berusaha merobek balutan kepompongnya itu dibantu membuka balutannya dengan menggunting balutan maka hasilnya kupu-kupu itu bisa terbang namun dia tidak bisa terbang lama karena sayapnya tidak kuat. Dia lemah karena tidak ada usaha dalam membuka sayapnya. Pada akhirnya kupu-kupu tersebut akan mati seiring berjalannya waktu.
Lain lagi dengan cerita burung elang, Elang adalah burung yang memiliki masa hidup terpanjang hingga 70 tahun. Ada fakta menarik dari burung elang. Ketika berumur 40 tahun, paruhnya sudah mulai memanjang dan  menghalangi makanan yang akan masuk ke tubuhnya melalui paruhnya. Selain itu, cakarnya juga mulai lentur karena semakin panjang kukunya. Cakar yang lentur ini membuat elang kesulitan dalam mencengkeram mangsa. Apa yang akan dilakukan si elang? Ketika berumur 40 tahun, jika dia tidak melakukan perubahan maka dia tidak akan bisa bertahan sampai umur 70-an. Jika tidak melakukan perubahan yang fundamental, dia akan segera mati. Dia tidak bisa mencari makan, dia juga tidak bisa memakan mangsa.
Si elang akan mencari puncak yang tinggi. Dia harus mencari cara untuk memperbaiki bentuk paruh dan cakarnya. Si elang butuh waktu 150 hari untuk melakukan perubahan. Dia harus mematuk-matukkan paruhnya ke batu agar paruhnya terlepas. Dia berusaha melakukan seperti ini demi bertahan hidup lebih lama. Ketika paruhnya terlepas, dia menunggu sampai paruh itu tumbuh lagi seperti ketika masih muda. Paruh yang lancip dan siap memangsa hewan buruannya. Setelah paruhnya tumbuh, selanjutnya dia memperbaiki cakar yang sudah panjang. Kuku-kukunya dicakarkan kebatu hingga terlepas. Setelah cakar tumbuh seperti waktu muda, dia bersiap turun gunung dengan spirit baru. Paruh yang lancip, cakar yang kuat, dan siap mencengkeram mangsa dimanapun berada.
Ini adalah sebuah proses, dimana garuda muda melakukan metamorfosis. Ya, metamorfosis Garuda Muda, metamorfosis yang menyakitkan berupa kekalahan, tetapi insyaAllah nanti ketika skill, mental, semangat dan kebersamaan menjadi matang, maka dia akan menjadi garuda yang siap bertarung, tidak tertutup kemungkinan kelak akan bertemu lagi dengan harimau malaya di even-even yang lain, tuk membalas kekalahan yang telah dialami tadi malam. Semoga~Semilir hati

0 comments:

Posting Komentar

Jika sobat merasa informasi ini bermanfaat, silahkan sobat memberikan komentar. Jika sobat hendak men-COPY ARTIKEL INI, MOHON KIRANYA MENCANTUMKAN SUMBERNYA, MARI KITA SALING MENGHARGAI HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL. Jangan lupa, klik Google+ diside bar sebelah kiri