04.04
0

Semilir Hati~(Jum'at)~Siapapun tentu ingin mulia. Ingin dihargai, ingin dihormati. Tak terbayang hati ini melambung ketika kita dipuji dan disanjung didepan kelas. Ya nggak ? Atau dipuji oleh pejabat didepan khalayak ? Tapi untuk mencapai kemuliaan ini saya yakin tidak lah mudah. Kalau dipuji didepan kelas tentu karena kepintaran, nilai bagus atau berprestasi secara akademis maupun non akademis. Kalau dipuji oleh pejabat didepan khalayak tentu dikarenakan kita telah berbuat sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat, bagi negara atau berprestasi dibidang kerja yang menjadi sorotan masyarakat. Kira-kira begitu. Siapa sih yang tidak mau ? Tapi tidak semua orang bisa memperoleh hal itu. Butuh pengorbanan baik itu pemikiran, tenaga, waktu, bahkan biaya yang tidak sedikit.
Padahal ada derajat kemuliaan yang jauh lebih tinggi, kemuliaan yang tiada tara, karena pujian itu berasal dari malaikat, makhluk yang mulia dan dari SANG PENCIPTA YANG MAHA AGUNG, Allah azza wajalla. Apakah itu ? Bersegera untuk memperoleh saf pertama ketika shalat berjamaah di masjid. Adakah pujian yang dapat menandingi pujian Allah kepada hambaNya ? Apalah artinya pujian yang dilontarkan oleh pejabat jika dibanding pujian dari Allah azza wajalla. Tidak akan sebanding sampai kapanpun ! Tetapi yang terjadi belakangan ini hampir terjadi jamak disebagian mesjid. Kita emlihat orang-orang lebih memilih duduk disaf belakang, menolak untuk pindah ke saf yang lebih didepan, atau ketika ada kesempatan saf yang lowong justru mempersilahkan orang disebelahnya untuk mengisi posisi yang mulia tersebut. Menolak untuk mulia. Itulah sebutan yang pas. Karena didalam hadits disampaikan :

Imam Abu Dawud (dan Ibnu Khuzaimah) dari Barra' bin `Azib ra., bahwa Rasulullah Sallallaahu 'Alaihi Wasallam bersabda, "Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada (orang - orang) yang berada pada shaf - shaf terdepan" (hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud I/130)


Coba bayangkan dan renungkan, betapa sombongnya orang yang menolak kemuliaan yang diberi kesempatan oleh Allah azza wajalla untuk beroleh kemuliaan. Tetapi mereka justru memilih kemuliaan yang diberikan oleh manusia yang tidak ada artinya. Yang akan berakhir dengan berakhirnya dunia. Berbeda dengan shalawat yang diberikan Allah untuk hambanya, akan menjadi modal untuk perhitungan di akhirat kelak insyaAllah, Wallahu A'lam.~Semilir Hati

0 comments:

Posting Komentar

Jika sobat merasa informasi ini bermanfaat, silahkan sobat memberikan komentar. Jika sobat hendak men-COPY ARTIKEL INI, MOHON KIRANYA MENCANTUMKAN SUMBERNYA, MARI KITA SALING MENGHARGAI HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL. Jangan lupa, klik Google+ diside bar sebelah kiri