21.08
0

Kita sering mendengar istilah atau sebutan yang sering dilontarkan oleh sebahagian orang ketika keberuntungan tidak dia peroleh. Sebutan itu adalah "dewi fortuna belum menghampiri kita", atau "dewi fortuna tidak bersama kita". Dan kalimat itu digunakan sebagai "sitawar sidingin" atau pengobat hati yang kecewa ketika tidak mencapai apa yang diharapkan. Kalau kita balik berarti orang-orang yang memiliki pemahaman mengenai keberuntungan yang diidentikkan dengan dewi fortuna ini tentu artinya bisa begini, ketika mereka berhasil berarti dewi fortuna bersama mereka, atau dewi fortuna membawa keberuntungan buat mereka.
Nauzubillah, saudaraku, ketahuilah, bahwa walaupun hanya berupa kalimat yang lahir dibibir saja tetapi sesungguhnya hal ini lambat laun dapat merusak aqidah kita sebagai seorang muslim. Padahal dalam sebuah hadits dikatakan :

من تشبه بقوم فهو منهم

Yang artinya: “Barang siapa yang menyerupai suatu kaum maka dia termasuk dari kaum itu”. 

Tahukah anda saudaraku siapa dewi fortuna itu ? Dahulu bangsa babilonia memiliki sesembahan yang bernama Nimrod dan Semiramis. Melalui perjalanan sejarah dan pergantian generasi dari masa ke masa, dari satu bangsa ke bangsa lainnya, penyembahan berhala versi Babilonia ini berubah menjadi dewa Baal, anak dewa Matahari. Dalam sistem kepercayaan Babilonia ini, “Ibu dan anak” (Semiramis dan Nimrod yang lahir kembali) menjadi obyek penyembahan. Ajaran penyembahan kepada ibu dan anak ini menyebar luas sampai di luar Babilonia dengan bentuk dan nama yang berbeda-beda, sesuai dengan bahasa negara-negara yang ditempatinya. Di Mesir dewa-dewi itu bernama Isis dan Osiris. Di Asia bernama Cybele dan Deoius. Dalam agama Pagan Roma disebut Fortuna dan Yupiter. Fortuna adalah dewi dan Yupiter adalah dewa.
Coba bayangkan, walau hanya sekedar ucapan bahwa keberuntungan dibawa oleh dewi fortuna ? Padahal aqidah dan harus yakin dengan sepenuh lahir dan bathin kita bahwa hanya dengan izin Allah azza wajlla sajalah manfaat dan mudharat tersebut. Bukan dewi fortuna. Karenanya, hati-hati, jangan terbawa dan terbiasa oleh sesuatu yang tidak bersumber dari dalam agama kita, karena bisa-bisa , aqidah kita menjadi rusak dan terjerumus kedalam kesyirikan karena kelalaian, kecerobohan, ketidak tahuan atau karena ingin gaya-gayaan, ataukah keyakinan anda perlu dipertanyakan ? 

Abu Hurairoh Radiyallahu Anhu berkata : Saya mendengar Rasululloh Shallallahu 'Alaihi Wassalam bersabda :  Seorang hamba berbicara dengan sesuatu kalimat yang tidak ada kejelasan di dalamnya yang membuat nya terperosok masuk kedalam neraka yang jaraknya antara timur dan barat ( HR. Bukhari dan Muslim )

Wallahu a'lam.

0 comments:

Posting Komentar

Jika sobat merasa informasi ini bermanfaat, silahkan sobat memberikan komentar. Jika sobat hendak men-COPY ARTIKEL INI, MOHON KIRANYA MENCANTUMKAN SUMBERNYA, MARI KITA SALING MENGHARGAI HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL. Jangan lupa, klik Google+ diside bar sebelah kiri