00.04
0

Semilir Hati~Ketika suatu kali saya memberi perkuliahan disuatu perguruan tinggi, iseng-iseng saya bertanya kepada mahasiswa saya, kalian jurusan apa nih ? Mereka menjawab serempak "Teknik Informatika Pak"...koor... "Sudah semester berapa ?" lanjut saya lagi. Lagi-lagi mereka menjawab serempak "Tujuuuuh"... Kemudian saya bertanya, "Sudah bisa program apa saja ?", mulai deh kasak kusuk dan hanya terdengar satu-satu jawaban sambil menahan suara, sesekali melirik ke temannya yang dikanan dan dikiri, Delphi sedikit, VB sedikit, PHP sedikit. Terakhir saya bertanya "ooo, kalau begitu, sudah pernah buat program kecil belum, program apa saja, ya misalnya program GL yang sederhana, inventory, aplikasi untuk laundry dsb". Mereka pun menjawab, "belum pak, karena belum bisa". Nah lo. Saya pun protes sambil sedikit menekankan agar menjadi nasehat dan motivasi bagi mereka. "Kenapa bisa begitu ? Kalian kan sudah semester tujuh, apa kalian gak malu nantinya ketika tamat kalian menyandang gelar S.Kom, tetapi ketika ditanya menguasai program apa ? kalian gak bisa jawab. Coba kalian lihat sekarang, siswa-siswa SMK, sudah banyak yang jago-jago membuat website. Ketika saya jadi juri LKS tingkat Prop. Riau untuk lomba LKS 2011 lalu, saya mendapati siswa-siswi SMK yang hanya diberi waktu 7 jam untuk menyelesaikan sebuah website hanya dibekali dengan artikel dan gambar poor edit yang akan dijadikan content, mereka bisa membuat sebuah website dinamis yang layak publish. Tentu saja perusahaan akan memilih lulusan SMK yang punya keahlian tetapi mereka bisa bayar gaji lebih murah ketimbang mereka mengambil sarjana S1 yang minim keterampilan ?". Mereka pun terdiam sambil manggut-manggut dan ada juga yang mengangguk-angguk. Apakah mengangguk karena mengerti atau jengkel karena di nasehati saya tidak tahu.
Namun ini cukup menjadi pembelajaran bagi kita semua, apalah arti sebuah gelar jika kompetensi yang disematkan didalam gelar tersebut tidak relefan ? Begitu eforia ketika acara wisuda pengesahan status strata pendidikan sudah secara akademis sah disematkan diujung nama kita. Namun ketika bekerja justru menghindari bidang pekerjaan yang berkaitan erat dengan jurusan pendidikan yang diambil sebelumnya. Memang benar link and match antara dunia kerja dengan dunia pendidikan didalam kenyataanya tidak mesti terwujud. Kita banyak melihat misalnya sarjana ekonomi yang bekerja dibidang komputer bahkan lebih ahli dibandingkan dengan sarjana komputer sendiri. Namun tentu akan lebih baik jika kita bekerja dibidang yang memang merupakan bidang keahlian kita. Itu namanya menyabet lahan orang.
Tetapi intinya bukan disitu, saya hanya ingin menekankan antara niat, ucapan dan perbuatan itu harus relevan. Kalau kita berniat untuk mendalami suatu hal, marilah kita benar-benar belajar dan bekerja secara sungguh-sungguh untuk menguasai hal tersebut. Jangan setengah-setengah. Setelah kita berniat dengan sungguh-sungguh dan senantiasa istiqomah mencapai cita-cita, kemudian berusaha secara maksimal dengan usaha yang relevan, dan jangan lupa berdoa kepada-Nya, agar usaha yang dilakukan diberkahi dan diridhoi serta dimudahkan jalan. Amiin.~Semilir Hati

0 comments:

Posting Komentar

Jika sobat merasa informasi ini bermanfaat, silahkan sobat memberikan komentar. Jika sobat hendak men-COPY ARTIKEL INI, MOHON KIRANYA MENCANTUMKAN SUMBERNYA, MARI KITA SALING MENGHARGAI HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL. Jangan lupa, klik Google+ diside bar sebelah kiri