17.41
0

Semilir Hati~Sobat semilir, hitam, putih dan abu-abu adalah tiga warna yang mewarnai kehidupan kita secara dominan. Seperti halnya siang dan malam, lelaki dan perempuan, dimana ada putih tidak akan terlepas dari warna yang kebalikannya, hitam. Siapapun orangnya bahkan yang buta warna sekalipun, insyaAllah dia dapat membedakan warna hitam dan putih. Kecuali orang yang memang ditaqdirkan Allah azza wajalla sebagai tunanetra. Namun ini bukan cerita warna yang dapat mewarnai selembar kertas putih menjadi penuh warna. Ini cerita tentang warna-warni kehidupan. Bahwa didalam kehidupan kita tidak akan pernah lepas dari ketentuan dan syariat illahi rabbi. Ya, semua yang dilarang sudah jelas dan dapat dipahami secara umum oleh manusia. Jelas hitamnya, sehingga siapapun dapat menghindar darinya. Demikian juga yang dibolehkan. Sudah jelas putihnya. Siapapun dapat dengan enteng tanpa diliputi keragu-raguan dan kekhawatiran untuk meraihnya. Tetapi diantara kedua-dua wilayah tersebut terdapat wilayah "reman-remang" yang tergolong kedalam warna abu-abu yang kebanyakan manusia justru terjerumus kedalam wilayah hitam melalui wilayah abu-abu ini.
Didalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh At-Thabrani dari hadits Ibnu Abbas dikatakan :
"Yang halal itu jelas, yang haram itu jelas, dan diantara semua itu ada hal-hal yang syubhat. Siapa saja yang menjatuhkan diri kedalamnya, maka ia layak mendapatkan dosa, dan siapa yang meninggalkannya, maka ia orang yang paling beruntung bagi agamanya, seperti orang yang masuk di sisi daerah terlarang, sedangkan larangan Allah adalah yang haram".
Banyak sekali peristiwa dan perihal yang kita lalui didunia ini yang membuat langkah kita menjadi  ragu-ragu untuk melakukannya. Ya atau tidak, Ya atau tidak. Namun kebanyakan kita ketika keragu-raguan itu muncul didalam hal-hal yang terkait dengan akan diperolehnya sebuah keberuntungan, apakah itu uang, hadiah pujian, jabatan, kita cenderung mengabaikan hal abu-abu tersebut. Bahkan ada yang dengan berani berkomentar "sedangkan yang haram saja susah mendapatkannya, apalagi yang halalo, ambil sajalah". Nauzubillah, berhati-hatilah kita karena banyak hal-hal yang abu-abu menyeret kita kewilayah hitam. Apa yang menjadi ukuran untuk mengetahui wilayah abu-abu tersebut ? Salah satunya adalah hati. Dari An-Nawwas Bin Sam'an dari Nabi Sallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
"kebajikan itu adalah berakhlak mulia, dan dosa adalah apa yang engkau rasakan ragu didalam dadamu dan kamu tidak suka kalau diketahui orang lain".
Mari kita bertaubat atas pelanggaran wilayah abu-abu yang sudah kita masuki, bahkan wilayah hitam, kita pertajam hati kita untu menjadi deteksi dini terhadap sikap tindak tanduk dan perbuatan yang akan kita lakukan agar terhindar dari hal-hal yang dilarang Allah azza wajalla. Bagaimana mempertajam hati ? Dengan senantiasa mendekatkannya kepada Allah azza wajalla sebagai penentu hitam, putih dan abu-abu kehidupan. InsyaAllah. Wallahu a'lam~Semilir Hati

0 comments:

Posting Komentar

Jika sobat merasa informasi ini bermanfaat, silahkan sobat memberikan komentar. Jika sobat hendak men-COPY ARTIKEL INI, MOHON KIRANYA MENCANTUMKAN SUMBERNYA, MARI KITA SALING MENGHARGAI HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL. Jangan lupa, klik Google+ diside bar sebelah kiri