Pertama. Ulang-ulangilah nasehat karena tabiat manusia adalah lupa. Namun jangan berlebih-lebihan sehingga membuat jiwa yang dinasehati menjadi bosan.
Kedua.Pilihlah waktu yang tepat. Yaitu waktu ketika kondisi kejiwaannya dalam keadaan kondusif. Jangan memberikan nasehat disaat anda marah atau ketika anak sedang marah. Sebab jika menasehati anak ketika anda sedang marah niscaya nasehat tersebut akan cenderung didorong oleh kemarahan. Amarah juga akan mendorong anda mengucapkan kata-kata yang berbau sentimen. Jika demikian, jiwa anak cenderung akan menolaknya. Sebab ia yakin bahwa nasehat tersebut hanyalah pelampiasan amarah saja. Sebaliknya, ketika anak sedang marah, jiwa anak saat itu sedang tidak stabil. Jiwanya sedang tidak siap menerima kata-kata yang disampaikan kepadanya apalagi yang berbau nasehat. Ketiga. Gunakan kata-kata yang mudah dan dapat dipahami sesuai dengan usia anak serta daya tangkap dan nalarnya. Sebab berbicara kepada suatu kaum dengan kata-kata yang tidak dapat dipahami akalnya akan menyebabkan mereka berpaling dari kebenaran yang kita sampaikan. Demikian pula halnya anak.
Wallaahu A'lam~Semilir Hati (sumber : Mencetak Generasi Robbani)
0 comments:
Posting Komentar
Jika sobat merasa informasi ini bermanfaat, silahkan sobat memberikan komentar. Jika sobat hendak men-COPY ARTIKEL INI, MOHON KIRANYA MENCANTUMKAN SUMBERNYA, MARI KITA SALING MENGHARGAI HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL. Jangan lupa, klik Google+ diside bar sebelah kiri