23.36
0

Menangis dan Tertawa~Sobat semilir, tak terhingga kebahagiaan pasutri yang menunggu kelahiran anak pertama mereka seketika mendengar tangisan anak yang dilahirkan sang istri "keluar" dengan selamat dan sang bunda pun sehat. Perih, sakit dan perjuangan antara hidup dan mati tersebut hilang seketika mendengar tangis sang jabang bayi. Bukannya meminta air minum untuk menghilangkan dahaga karena rasa sakit yang mengalahkan haus, tetapi yang ditanya justru bagaimana anaknya dan segera ingin memeluk anak sebagai karunia terindah. Senyum dan tawa pasutri dan keluarga besar yang sebelumnya menanti dengan harap-harap cemas, berganti dengan senyum dan tawa riang sementara sang jabang bayi menangis menapaki perjalannya untuk memasuki dunia baru.
Perjalanan hidup akan mewarnai kehidupan sang bayi yang keluar bagai selembar kertas putih untuk kemudian diwarnai oleh serba-serbi kehidupan. Seiring dengan perjalanan waktu dan "bertambahnya" umur, walau secara hakikat waktu akan terus menemani umur yang "berkurang" detik demi detik hingga sampai dipenghujung "jatah" hingga fase kehidupan itu akan kembali berlanjut ke "dunia lain". Sesuatu yang lumrah ketika jalinan lahiriah itu akan putus diiringi dengan tangisan kesedihan ketika sang malaikat israfil menunaikan tugasnya. Pertanyaannya apakah kita akan pergi sebagaimana datangnya ataukan kita akan tersenyum sementara orang-orang yang melepaskan kita menangis. Kenapa tersenyum, karena hamba-hamba Allah azza wajalla yang "selamat" akan menjalani "dunia lain" tersebut dengan kebahagiaan hingga datang hari yang kekal yaitu hari pembalasan, bukan dengan tangis, kenapa menangis ? Karena azab akan menyongsong dan terus mendera hingga hari pembalasan datang justru akan dilipat gandakan.
Sobat semilir, pilih mana datang dengan tangis untuk kemudian pergi dengan tersenyum, ataukah datang dengan tangis untuk kemudian pergi dengan tangis penuh ketakutan. Semua pilihan kembali kepada kita. Mari kita bermohon kepada Allah azza wajalla untuk beroleh kebahagiaan, Rabbanaa Aatinaa Fiddunyaa Hasanah, wafil aakhirati hasanah, waqinaa azaabannaar. Wallahu a'lam~Semilir hati

0 comments:

Posting Komentar

Jika sobat merasa informasi ini bermanfaat, silahkan sobat memberikan komentar. Jika sobat hendak men-COPY ARTIKEL INI, MOHON KIRANYA MENCANTUMKAN SUMBERNYA, MARI KITA SALING MENGHARGAI HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL. Jangan lupa, klik Google+ diside bar sebelah kiri