17.28
0

Semilir hati~Sobat semilir, pernah liatkan anak kecil yang cerewet ? Kerjaannya ngomoong terus gak ada hentinya. Ditambah dengan gaya cadel dan imutnya, trus kepolosannya, banyak orang yang senang melihat karena lucu. Tapi tidak sedikit orang yang merasa sebel ketika sikecil bawel.
Sebenarnya tidak perlu sebel bahkan senewen ketika medapati sikecil bawel (Talkactive). Pada dasarnya terdapat hubungan antara seberapa sering anak bicara dengan tingkat intelegensianya. Anak-anak dengan IQ tinggi "biasanya" lebih mudah dan lebih lancar berbicara. Namun bukan berarti yang "pendiam" itu IQ nya rendah. Sobat semilir tahu gak kalau anak yang pinter ngomong sangat pinter dan tahu bagaimana caranya "cari perhatian". Ia akan berbicara terus sehingga perhatian orang-orang disekelilingnya tertuju padanya.
Anak-anak yang cerdas biasanya fasih berbicara dengan siapa saja, baik dengan orang dewasa apalagi dengan teman sebayanya dibanding anak yang kurang cerdas. Anak-anak yang kurang cerdas biasanya lebih sering diam dan mengamati saja serta kurang "PEDE" ketika diajak ngomong.
Walau demikian perlu diwaspadai juga kalau kita mendapati anak-anak kerjaanya justru "ngomong terus". Tapi tak ada arti, dan ngomongnya lompat-lompat. Ketika ngomong ini belum selesai dia pindah ngomong lain dan begitu seterusnya tanpa ada ujung yang menunjukkan korelasi dengan apa yang dibicarakan sebelumnya. Sehingga terkadang yang menjadi lawan bicara kebingungan. Kalau yang demikian terjadi berkemungkinan sianak kurang dapat berkonsentrasi, sebaiknya bawa konsultasi dengan ahlinya yaitu psikolog anak.
Sobat semilir, biasanya anak perempuan bicara lebih "heboh" ketimbang anak laki-laki, tetapi ii juga masih tergantung sosio ekonomi keluarga. Semakin rendah sosio ekonomi keluarganya "biasanya" anak semakin kurang menerima dorongan untuk "berlatih" bicara. Karena biasanya keluarga type ini kurang memiliki kegiatan yang tertata baik dibandingkan dengan keluarga dengan sosio ekonomi lebih tinggi. Kegiatan ini dalam arti  membuat sianak lebih banyak terlibat didalam percakapan sehingga ia tidak terlatih untuk ikut berperan serta dalam suatu percakapan. Tapi ini bukan harga mati lo sobat semilir. Bisa saja keluarga dengan sosio ekonomi tinggi tetapi tipe keluaraga "sibuk" atau broken home membuat anak kurang mendapat perhatian. Mereka justru hanya dapat "bercakap-cakap" dengan pembantu atau baby sitter.
Yah, terlepas dari itu semua, sebenarnya dalam proses mendidik anak dirumah sangat perlu bagi kita untuk meluangkan waktu yang "cukup" bagi anak untuk berkomunikasi dengan orang-orang disekelilingnya, terutama orang tuanya. Jangan sampai tanggung jawab dan perhatian ketika anak dalam masa "pertumbuhan emas" justru diserahkan kepada pembantu atau baby sitter. Karenanya sobat semilir, jangan sebel melihat sikecil bawel, bisa jadi itu merupakan indikasi bahwa sidia memiliki bakat pintar, tetapi arahkan agar bawelnya sikecil berada diwaktu yang tepat, cara yang tepat dan tempat yang tepat, pokoknya dijalan yang benarlah. Semoga bermanfaat~Semilir hati (Disadur dari Intisari)

0 comments:

Posting Komentar

Jika sobat merasa informasi ini bermanfaat, silahkan sobat memberikan komentar. Jika sobat hendak men-COPY ARTIKEL INI, MOHON KIRANYA MENCANTUMKAN SUMBERNYA, MARI KITA SALING MENGHARGAI HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL. Jangan lupa, klik Google+ diside bar sebelah kiri