04.05
0

Marah Yang Bersangatan Kepada Anak~Sobat semilir, kita pernah melihat atau bahkan kita sendiri memarahi anak kita disebabkan dianya melakukan kesalahan yang padahal hal tersebut lebih banyak terjadi dikarenakan kurangnya pengawasan dan perhatian dari kita. Bahkan tidak jarang ada orang tua yang melakukan kekerasan fisik seperti menampar atau memukul.
Sebagian orang tua, ada yang menyamakan persepsi antara mendidik dan memarahi. Padahal perlu diingat, memarahi adalah cara mendidik yang paling buruk. Di saat kita memarahi anak, sesungguhnya kita tidak sedang mendidik mereka, melainkan melampiaskan rasa kesal, jengkel, dan rasa tidak enak yang ada dihati kita karena tidak bisa mengatasi masalah dengan baik sehingga kita mencari cara  untuk melemparkan kesalahan pada orang lain, dan yang paling dekat dengan kita adalah anak kita. Biasanya selesai marah, kita akan merasa sangat menyesal dan sering tidak konsisten lagi terhadap apa yang telah kita tetapkan ketika marah. Rasa penyesalan ini juga sering kita ganti dengan memberikan dispensasi atau membolehkan hal-hal yang sebelumnya kita larang. Bila hal ini terjadi dan sering terjadi, anak kita akan mempelajari situasi dan senantiasa berusaha memancing kemarahan kita jika ia menginginkan sesuatu, kemudian kita marah dan kita kembali menyesal, lalu si anak menikmati apa yang menjadi keinginannya.
Sebaiknya jangan pernah berbicara pada saat marah ! Menghindarlah dahulu hingga perasaan emosi dan amarah menjadi reda. Setelah itu bicaralah dengan “tegas” dan bukan berbicara dengan “keras”. Berbicara tegas adalah bicara dengan nada yang datar, serius serta menatap wajah serta mata anak kita dalam-dalam. Anak akan mengerti tatapan orang tuanya ketika marah dan tidak. Sehingga tidak perlu kekerasan fisik karena sikap diam dan tatapan yang tajam sudah cukup mejadi pemberitahuan kepada anak kita bahwa ada yang tidak beres yang telah dilakukannya. Bicara tegas adalah bicara pada saat pikiran kita rasional. Sedangkan bicara keras adalah pada saat pikiran kita dikuasai emosi, sehingga kata-kata yang keluar tidak terkontrol, ingat bahwa berbicara pun memiliki adab. Anak yang dimarahi cenderung tidak bertambah baik, ia akan menimpali dengan kesalahan yang sama. Ingat langkah-langkah agar nasehat yang kita berikan membawa perubahan. Maka bertindaklah tegas jika kita ingin anak kita menjadi lebih baik, bukan bertindak dengan marah-marah.~Semilir hati (Disadur dari 37 kebiasaan orang tua yang menghasilkan perilaku buruk pada anak)

0 comments:

Posting Komentar

Jika sobat merasa informasi ini bermanfaat, silahkan sobat memberikan komentar. Jika sobat hendak men-COPY ARTIKEL INI, MOHON KIRANYA MENCANTUMKAN SUMBERNYA, MARI KITA SALING MENGHARGAI HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL. Jangan lupa, klik Google+ diside bar sebelah kiri