00.13
0

Ikhlaslah !!~Sobat semilir, tanggal 21 Desember 2011 esok, insyaAllah Kota Pekanbaru akan melaksanakan pemilukada ulang. Disebut pemilukada ulang karena memang pelaksanaannya diulang, setelah dilaksanakan sebelumnya tanggal 18 Mei 2011. Pemilukada harus diulang, karena menurut tim salah satu pasangan calon, pelaksanaannya penuh dengan kecurangan. Siapa yang berbuat curang, Wallahu A'lam, yang jelas pelaksanaannya sudah diputuskan untuk diulang pada tanggal 21 Desember 2011 mendatang.
Begitulah politik untuk memperebutkan kekuasaan. Jika dipenuhi oleh hawa dan nafsu, maka ia akan menyingkirkan martabat, harga diri dan keikhlasan. Apalah arti sebuah kepemimpinan tanpa Ridho Illahi dan ridho rakyat yang akan dipimpin. Ridho rakyat  disini tentu harus menjadi pertimbangan oleh sang calon pemimpin, coba dibayangkan, ketidak ridhoan rakyat akan melahirkan cacian, makian, dan do'a orang teraniyaya. Dan ingat ! Do'a orang teraniyaya merupakan salah satu do'a yang diijabah oleh Allah Azza Wajalla.
Cukuplah sebuah kisah betapa seorang hamba Allah yang dipenuhi dengan keikhlasan insyaAllah menjadi teladan bagi kita, sebuah tarikh Islam, peralihan kepemimpinan seorang panglima perang Islam, Khalid Bin Walid.
Didalam orasinya, komandan pasukan Islam yang terkenal Khalid Bin Walid berkata "Ketahuilah, hari ini adalah hari Allah. Tidak boleh ada kesombongan dan sikap melampaui batas. Ikhlaskan niat kalian untuk berjihad dan carilah ridha Allah dengan amal kalian". Pidato ini langsung disampaikan oleh beliau dihadapan pasukannya menjelang Perang Yarmuk.
Tak lama kemudian, datanglah utusan Khalifah membawa sepucuk surat untuk sang panglima Khalid bin Walid. Beliau yang bergelar "Pedang Allah" ini segera membacanya. Di dalamnya tercantum beberapa hal, termasuk berita wafatnya Khalifah Abu Bakar Radhiyallaahu 'Anhu dan dan beralihnya kendali kekhalifahan ke tangan khalifah yang baru Umar bin Khathab Radhiyallaahu 'Anhu. Salah satu poin penting setelah berita wafatnya Khalifah Abu Bakar AsAshiddiq Radhiyallaahu 'Anhu yaitu Khalifah Umar mencopot jabatan panglima perang yang disandang Khalid bin Walid, dan mengangkat Abu Ubaidah bin Jarrah sebagai penggantinya, menyandang jabatan sebagai Panglima Perang pasukan Islam yang baru.
Bagaimana sikap Khalid ? Ia menerima pemberhentian tersebut dengan sikap ksatria. Tidak sedikit pun kekecewaan dan emosi terpancar dari wajahnya. "Aku tidak berperang untuk Umar. Aku berperang untuk Tuhannya Umar," demikian ungkapnya.
Ia segera mendatangi Abu Ubaidah bin Jarrah untuk menyerahkan kendali kepemimpinan. Setelah itu ia berperang habis-habisan di bawah komando mantan anak buahnya tersebut. Padahal, masa itu adalah masa keemasan Khalid bin Walid.
Sobat semilir, betapa bahagianya Khalid bin Walid. Lihatlah, betapa mudahnya ia menyerahkan jabatan kepada anak buahnya, lalu berperang habis-habisan sebagai seorang prajurit. Orientasi perjuangannya adalah Allah Azza Wajalla, bukan jabatan, ketenaran dan kepuasan nafsunya.
Marilah kita semua mengevaluasi diri, apakah hari ini kita sudah ikhlas ? Jikalau kita memang diberi amanah untuk menjadi pemimpin, apakah kita sudah ikhlas didalam memimpin ? Dan jika masa kepemimpinan itu memang sudah berakhir, apakah kita ikhlas untuk memberi kesempatan kepada yang lain untuk melanjutkan kepemimpinan kita sebelumnya ? Apakah kita sudah ikhlas dan siap untuk menerima keadaan apabila orang lain lebih pantas dan lebih baik serta lebih diinginkan oleh rakyat untuk menjadi pemimpin mereka ? Marilah kita semua mengintrospeksi diri. Mudah-mudahan, pemilukada ulang yang tidak berapa lama lagi ini insyaAllah, akan melahirkan pemimpin yang benar-benar ikhlas berharap ridho Allah Azza Wajalla. Amiin. Wallahu A'lam.~Semilir hati


0 comments:

Posting Komentar

Jika sobat merasa informasi ini bermanfaat, silahkan sobat memberikan komentar. Jika sobat hendak men-COPY ARTIKEL INI, MOHON KIRANYA MENCANTUMKAN SUMBERNYA, MARI KITA SALING MENGHARGAI HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL. Jangan lupa, klik Google+ diside bar sebelah kiri