20.38
0

Menabung Di Facebook~Sobat semilir, menurut saya nominal uang adalah berbanding lurus dengan manfaat yang dapat diperoleh dari jumlah nominal uang tersebut. Artinya ketika jumlah uangnya sedikit, maka manfaat yang dapat diperoleh dari sejumlah uang yang sedikit tersebut juga kecil, sebaliknya jika jumlah uang yang sedikit tersebut disimpan sedikit demi sedikit sehingga berjumlah banyak, maka manfaat yang dapat diperoleh juga menjadi besar. Seperti kata pepatah, sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit. Yang jelas secara awam saya memberikan penafsiran yang mudah seperti itu. Artinya manfaat dari uang yang sedikit-demi sedikit kita kumpulkan, setelah terkumpul dalam jumlah yang besar, manfaat yang diperoleh juga menjadi lebih besar. Untuk mengumpulkan uang dengan cara seperti itu kita sebut dengan menabung, apakah menabung di celengan, bank dsb.
Kali ini saya ingin mengajak sobat semilir kembali ke fesbuk, karena saya ingin bercerita tentang menabung di facebook. Apakah mungkin ? Bukankah Facebook bukan lembaga keuangan. Mungkin saja, tetapi yang saya ingin ceritakan kepada sobat semilir sekalian adalah menabung pahala dan dosa melalui media jejaring sosial yang sangat trend saat ini, Facebook.
Dalam sebuah hadits yang mulia Rasulullah Sallallaahu 'Alaihi Wasallam bersabda : “ Barang siapa mengajak kepada jalan yang baik, maka ia mendapat pahala sebanyak pahala orang yang mengikutinya tanpa mengurangi sedikitpun pahala mereka sendiri” (HR Muslim dan Abu Hurairah). Ketika seseorang menuliskan status yang mengajak kepada kebaikan dan kebenaran, berisi nasehat dan manfaat, maka selama akun yang bersangkutan masih aktif, dan status tersebut dibaca oleh publik, dan ada 1 atau 2 orang bahkan lebih yang terinspirasi dan termotivasi untuk ikut dalam ajakan kebaikan dan kebenaran tersebut, maka insyaAllah, pahala dari nasehat yang baik tersebut akan terus mengalir kepada si pemilik status meskipun pemilik akun tersebut telah tiada, atau meninggal dunia. Ini yang salah satunya disebut dengan ilmu yang bermanfaat. Ibarat MLM, jumlahnya akan terus berkembang dan berkembang. Wallahu A'lam.
Sebaliknya coba sobat semilir renungkan, jika status facebook berisi sumpah serapah, gunjing, ghibah, menghina orang, membuka aib sendiri, memancing orang lain bermaksiat, memposting gambar-gambar yang tidak senonoh yang dilarang syariat, maka selama itu pula, mata orang yang melihat, memberi tanggapan berupa gunjing gibah dan bukannya menasehati, terinspirasi untuk ikut terlibat didalam maksiat tersebut akan menghasilkan dosa secara terus menerus tiada henti, meskipun sang pemilik akun telah meninggal, tetapi karena akunnya tidak dihapus, maka kemaksiatan tersebut akan terus memanen dosa, Wallahu A'lam. Apalagi akun juga di beri kata sandi sehingga hanya sepemilik akun yang mengetahui dan dapat mengakses wallnya.
Misalnya ada seorang wanita yang membuat status "Malam-malam dingin begini, enaknya ngapain ya ?", status seperti ini akan memancing tanggapan-tanggapan nakal, dan ini adalah perkara yang mengajak kepada maksiat. Atau status yang seperti "Hmmm, misua nggak dirumah, kesepian deh". Tanggapan miring juga akan datang. Dan hal itu terekam didalam database sistem selamanya sampai sistem facebook atau akun ini belum ditutup.
Nah sobat, kelihatan sederhana, orang akan beranggapan, ah ini hal sepele, kok dibesar-besarkan sih ? Kan cuma buat asyik-asyikan saja. Ah, kok ribet amat sih ? Ingat sobat semilir, banyak sudah orang yang tersesat karena hal-hal kecil. Ibarat menabung, kita akan memanen pahala atau dosa dalam jangka waktu lama. Sekarang terpulang kepada kita, apakah kita akan menabung pahala atau dosa di facebook ? Ariflah memilih. ~Semoga bermanfaat.

0 comments:

Posting Komentar

Jika sobat merasa informasi ini bermanfaat, silahkan sobat memberikan komentar. Jika sobat hendak men-COPY ARTIKEL INI, MOHON KIRANYA MENCANTUMKAN SUMBERNYA, MARI KITA SALING MENGHARGAI HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL. Jangan lupa, klik Google+ diside bar sebelah kiri