Sikap Seorang Muslim Jika Bermimpi Buruk

Sikap Seorang Muslim Jika Bermimpi Buruk~Sobat Semilir, Rasulullah Sallallaahu 'Alaihi Wasallam telah mengajarkan kepada umatnya untuk bersikap dan bertindak sesuai dengan syariat Islam ketika mengalami mimpi yang baik. Demikian juga sebaliknya, Islam juga mengajarkan hal-hal yang merupakan sikap yang mesti diambil oleh seorang muslim jika bermimpi buruk.

Seperti diceritakan pada artikel sebelumnya, mimpi sang bunga tidur, bahwa mimpi buruk tersebut berasal dari syaithan. Syaithan yang senantiasa menggoda manusia bukan hanya ketika manusia dalam kondisi sadar, bahkan ketika manusia dalam keadaan tertidur ! Namun demikian, sebagai seorang muslim kita harus meyakini bahwa tipu daya syaithan itu lemah adanya sebagaimana yang dijelaskan didalam alQuran surat an-Nisa' ayat 76 :

"Sebab itu, perangilah kawan-kawan syaithan itu, karena sesungguhnya tipu daya syaithan itu adalah lemah".

Lalu, apa sebenarnya yang harus dilakukan oleh seorang muslim seandainya dia mengalami mimpi buruk :

1. Tidak membicarakan perihal mimpi tersebut kepada orang lain meskipun kepada kerabat dekatnya sebagaimana sebuah hadits dari Jabir bin Abdillah Radhiyallaahu 'Anhu dia berkata "pada suatu ketika, seorang Arab pedalaman datang kepada Rasulullah Sallallaahu 'Alaihi Wasallam sambil berkata, Ya Rasulullah, saya pernah bermimpi kepalaku terpenggal, lalu menggelinding dan sayapun mengikuti kemana perginya, Rasulullah menjawab Janganlah kamu ceritakan permainan syaithan dengan mu dalam tidur/mimpimu kepada orang lain. (HR. Muslim).
2. Berlindung kepada Allah Azza Wajalla dan meludah kesamping kiri tiga kali. Dalam sebuah hadits dikatakan  bahwa Rasulullah Sallallaahu 'Alaihi Wasallam bersabda “Mimpi yang baik adalah berasal dari Allah, sedang mimpi yang buruk berasal dari syaithan, maka barang siapa melihat sesuatu yang tidak disukainya, hendaklah ia meludah kesamping kirinya sebanyak tiga kali, dan mintalah perlindungan kepada Allah dari godaan syaithan. Sesungguhnya mimpinya tersebut tidak akan membahayakannya dan syaithan tidak akan bisa menyerupaiku” (HR. Bukhari)
3. Mengubah posisi tidur, maksudnya jika seseorang bermimpi buruk dan terbangun, sebaiknya ubah posisi tidurnya sebelum melanjutkan tidur lagi sebagaimana hadits dari Jabir Bin Abdillah, Nabi Sallallaahu 'Alaihi Wasallam bersabda "Apabila ada seseorang yang bermimpi yang tidak disukainya, hendaklah ia meludah tiga kali kekiri dan berlindung kepada Allah tiga kali, kemudian mengubah posisi tidurnya". (HR. Muslim)
4. Berdiri dan melakukan shalat. Sahabat Abu Hurairah Radhiyallaahu 'Anhu bahwa Nabi Sallallaahu 'Alaihi Wasallam bersabda "Maka barang siapa bermimpi suatu hal yang tidak disukainya, jangan menceritakannya kepada seorang pun, hendaklah ia bangun dan mendirikan shalat".

Demikianlah tuntunan Islam yang sempurna bagi setiap umatnya ketika mengalami mimpi yang buruk. Apa hikmahnya ketika kita tidak menceritakan mimpi buruk tersebut kepada orang lain bahkan kepada kerabat sendiri ? Wallaahu A'lam, yang pasti, tentulah ada hikmah yang besar dimana pelaksanaan syariat akan memberi manfaat yang besar bagi pengamalnya, wallaahu A'lam.